Kamis, 21 Juli 2011

TAK GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI PENDENGARAN

LAPORAN THERAPI  AKTIVITAS KELOMPOK

A.    Latar Belakang
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, bicara sendiri, keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari – hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan – jalan di rumah sakit namun ada diantara mereka yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika tertangkap. Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya pengertian yang didapat dari kesehatanwordpress.com, 2009
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi:Halusinasi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. 

B.     Pengertian/ Landasan Theory
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar. Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi sensori dan orientasi realitas.
a. Defenisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental
Health Nursing, 1987).

b. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
1)   Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu. 
2)   Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3)   Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4)   Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5)   Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.


6)  Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan

 TAHAP
KARAKTERISTIK
PERILAKU KLIEN
Tahap I
·         Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum, halusinasi merupakan suatu kesenangan
·         Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
·         Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas
·         Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol kesadaran, nonpsikotik.
·         Tersenyum, tertawa sendiri
·         Menggerakkan bibir tanpa suara
·         Pergerakkan mata yang cepat
·         Respon verbal yang lambat
·         Diam dan berkonsentrasi
Tahap II
·         Menyalahkan
·         Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipati
·         Pengalaman sensori menakutkan
·         Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
·         Mulai merasa kehilangan kontrol
·         Menarik diri dari orang lain non psikotik.
·         Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
·         Perhatian dengan lingkungan berkurang
·         Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja
·         Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Tahap III
·         Mengontrol
·         Tingkat kecemasan berat
·         Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
·         Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi).
·         Isi halusinasi menjadi atraktif.
·         Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.






·         Perintah halusinasi ditaati.
·         Sulit berhubungan dengan orang lain.
·         Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik.
·         Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat
Tahap IV
·         Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi.
Klien panik.

·         Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik.
·         Perilaku panik.
·         Resiko tinggi mencederai.
·         Agitasi atau kataton.
·         Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

C.    Topik
TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi Sesi 1 : Mengenal halusinasi dan sesi II : Mengontrol halusinasi dengan menghardik.

D.    Tujuan
1.            Tujuan Umum            
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang di akibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

2.            Tujuan Khusus
         Sesi I  
v  Klien dapat mengenal halusinasi.
v  Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
v  Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
v  Klien mengenal perasaanya pada saat terjadinya halusinasi.

Sesi II
v  Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
v  Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
v  Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

E.     Sesi yang digunakan
sesi I dan sesi II

F.     Klien
1.      Kriteria Pasien
§  Pasien yang sudah kooperatif
§  Pasien yang mengalami gejala halusinasi

2.      Nama Klien dengan gejala semua jenis halusinasi :
a)      Tn. Sukri
b)      Tn. Bayu
c)      Tn. Heru
d)     Tn. Hamdan
e)      Tn. Aris

3.      Proses Seleksi
v  Melalui mengajak berbicara dan berinteraksi dengan klien
v  Konsultasi dengan pembimbing klinik


G. Perorganisasian

a.    Leader             : Sesi I   : Jadoras Putra Buah Hati Pohan
                               Sesi II  : Dedy Mulyanto
     Tugas : memimpin jalannya kegiatan dan memberi arahan.
b.   Co Leader       : Sesi I   : Boby Ertanto
                               Sesi II  : Tri Hendarko
     Tugas   : membantu Leader dalam memimpin jalannya kegiatan
c.    Observer          : Tria Maruliana
     Tugas : mengamati dan mengawasi jalannya kegiatan dari awal sampai akhir.
d.    Fasilitator      : Nina Oktarina
  Dimas Aditiya
  Fiska Ardi Wijaya
  Riski Yugo Ardiyanto
  Robi Firmansyah
                                                                          
Tugas : Membantu menyiapkan segala peralatan yang diperlukan dan menjaga kelompok tetap fokus.

e.     Notulen : Julia siska
Tugas : mencatat dari hasil kegiatan

H.  Alokasi Waktu dan tempat
Kegiatan ini dilakukan selama 30 menit
Tempat pertemuan :
Ruang TAK ruang Cendrawasih
Waktu Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal        : Kamis, 24 Juni 2010
Waktu                   : 10:00 s/d 10:30 WIB
Jumlah Anggota 5 orang pasien

I.     Alat Bantu yang digunakan:
a)      Sepidol
b)      Papan Tulis
c)      Music (HP)
d)     Pin

J.    Metode
a)      Diskusi Tanya jawab
b)      Bermain peran/stimulasi

K. Setting
1.         Terapis dan klien duduk bersama dlm lingkaran
2.         Ruangan nyaman dan tenang



























































 







Keterangan :
               : observer                                                   : papan tulis
                                            
               : fasilitator

               : klien
              
               : Leader

                : Co leader
L.  Langkah Kegiatan

TAK sesi I
a)         Persiapan
1)      Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi : halusinasi.
2)      Membuat kontrak dengan klien.
3)      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b)         Orientasi
1)      Salam Terapeutik
a.       Salam dari terapis kepada klien
b.      Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama )
c.       Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2)      Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.

3)      Kontrak
a.       Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara suara yang didengar.
b.      Terapis menjelaskan aturan main berikut :
1.         Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin pada terapis.
2.         Lama kegiatan 30 menit.
3.         Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
c)         Tahap Kerja
1)      Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya dan perasaan klien pada saat terjadi halusinasi.
2)      Terapis meminta klien menceritakan isi halusinas, kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat terjadi halusinasi mulai dari klien yang sebelah kanan secara berurutan sampai sema klien mendapat giliran. Hasilnya ditulis di whiteboard.
3)      Beri pujian pada klien yang melakukan desnagn baik.
4)      Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi dan perasaanklien dari suara yang biasa didengar.
d)        Tahap Terminasi
1)         Evaluasi
a.          Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b.         Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelomppok.
2)         Tindak Lanjut
Terapis menunjukkan klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaanya jika terjadi halusinasi.
3)         Kontrak yang akan datang
a.       Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara mengontrol halusinasi.
b.      Menyepakati waktu dan tempat.

TAK Sesi II
1.      Persiapan
a.                Mengingat kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi
a.          Salam Terapuetik
1)      Salam dari terapis kepada klien.
2)      Klien dan terapis pakai papan nama.

Evaluasi / validasi
1)      Terapis menanyakan parasaan klien saat ini.
2)      Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi ; isi, waktu, situasi, dan perasaaan.

b.      Kontrak
1)      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol halusinasi.
2)      Menjelaskan aturan main, yaitu :
v  Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin pada terapis.
v  Lama kegiatan 45 menit.
v  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3)      Tahap kerja
a.       Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
b.      Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
c.       Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat halusinasi muncul.
d.      Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu : “ pergi jangan ganggu saya”,”saya mau bercakap-cakap dengan……….”.
e.       Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi dimulai dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah jarun jam sampai semua peserta mendapatkan giliran.
f.       Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4)      Tahap terminasi
a.       Evaluasi
1.      Terapis menanyakan perasaaan klien setelah mengikuti TAK.
2.      Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b.      Tindak lanjut
1.      Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul.
2.      Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c.       Kontrak yang akan datang

M.  Antisipasi Masalah
a.       Peragaan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
        Jika ada klien yang tidak aktif terapis segera menegur dan menjelaskan kembali mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
b.      Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
      Klien harus meminta izin  kepada terapis
c.       Bila klien lain ingin ikut jika ada klien lain yang ingin ikut terapis harus melihat apakah klien tersebut sudah sesuai dengan karakteristik klien apa belum jika sesuai maka klien boleh mengikuti kegiatan, namun jika tidak sesuai maka klien tersebut tidak boleh mengikutinya.

N.  Kriteria Evaluasi
1.         Evaluasi struktur
·         Telah terstruktur dengan baik.
·      LP (proposal) telah dibuat dan dikonsultasikan kepada pembimbing klinik dan pembimbing akademik.
·         Diikuti oleh :
a)      11 mahasiswa
b)      6  pasien
c)      2 pembimbing
·      Penggunaan alat : music (HP), bola, white board, spidol, papan nama.


2.         Evaluasi Proses
·            Dimulai pukul : 10.00 wib
·            Sesi I : 30 menit
·            Sesi II : 30 menit
·            Waktu pelaksanaan
·            Proses TAK berjalan dengan baik, klien mengikuti TAK dari awal hingga akhir.

3.         Evaluasi hasil
·            Klien tidak ada yang meninggalkan ruangan.
·            Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
·            Klien mampu mengenal halusinasi dan mempraktekkan cara menghardik halusinasi.

TAK Sesi I
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi

No.
Nama Klien
Menyebut Isi Halusinasi
Menyebut Waktu Terjadinya Halusinasi
Menyebut Situasi Terjadinya Halusinasi
Menyebut Perasaan Saat Halusinasi
1.
Sukri




2.
Bayu




3.
Heru




4.
Hamdan




5.
Aris







Sesi II
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi

No.
Aspek yang dinilai
Nama klien
Sukri
Bayu
Heru
Hamdan
Aris
1
Menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi halusinasi





2
Menyebutkan efektifitas cara





3
Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan  menghardik





4
Memperagakan menghardik halusinasi