Sabtu, 12 Februari 2011

ASKEP KEDARURATAN GANGGUAN PENCERNAAN : AKUT ABDOMEN


Gangguan pencernaan: akut abdomen, keracunan
A.    Akut abdomen
Definisi
akut abdomen adalah suatu keadaan perut yang dapat membahayakan penderita dalam waktu singkat jika tidak dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.
Penyebab akut abdomen
1.      Radang akut
  • Divertikulitis
  • Appendicitis akut
  • Kholesistitis akut
  • Salpingitis akut
  • Pancreatitis akut
  • Peritonitis akut
2.      Trauma pada perut
  • Trauma tumpul : perdarahan dalam perut rupture lien, hepar, renperforasi usus
  • Trauna tajam : luka tusuk, luka tembak
3.      Tumor intraabdomen
4.      Obstruksi
  • Hernia incaserata
  • Kholelitiasis
  • Sumbatan vasa mesenterica
  • Ileus mekanik ec. Invaginasi, volvulus, streng ileus
5.      Perforasi
  • Ulkus ventrikuli perforate
  • Typhus abdominalis perforasi
6.      Torsi
  • Torsi vesica fellea - torsi kista ovarii bertangkai
  • Torsi testis - torsi omentum
7.      Kelainan congenital
  • Atresia ani letak rendah / tinggi

Diagnosa akut abdomen
1.      Anamnesa
Sakit/nyeri abdominal pain merupakan keluhan utama.
Abdominal pain ada 2 :
  1. Visceral pain
Nyeri yang disebabkan karena terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut. Rasa sakitnya bersifat kolik atau intermitten. Letak dari nyeri visceral ini tidak dapat ditunjukkan secara tepat.
Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung, duodenum, system hepatobilier, dan pancreas menyebabkan nyeri di epigastrium.
Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) yaitu usus halus sampai pertengahan colon tranversum menyebabkan nyeri disekitar umbilicus.
Saluran cerna yang berasal dari usus belakang (hindgut) yaitu dari pertengahan colon sampai sigmoid menimbulkan nyeri di perut bagian bawah.
  1. Somatic pain
Nyeri yang disebabkan karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi. Pasien dapat menunjukkan dengan tepat lokasi nyerinya. Nyeri bersifat terus menerus (continous).
Yang perlu diperhatikan adalah :
§  sifat rasa sakit
§  penjalaran rasa sakit
§  letak rasa sakit
§  waktu atau sebab timbulnya rasa sakit obstipasi/konstipasi/diare
Obstipasi: gangguan evakuasi feses dan isinya (termasuk udara)
Konstipasi: terhambatnya defekasi dari kebiasaan defekasi normal (jarang, jumlah feses berkurang, feses keras dan kering).
Kembung: keadaan dimana dinding perut lebih tinggi dari pada xypopubic line.
Muntah: keluarnya kembali makanan yang sudah menyentuh dinding lambung.
Terjadin karena adanya rangsangan pada peritoneum. Pada peradangan intraabdominal yang awal, terjadi muntah tanpa disertai oleh mual. Pada proses lanjut timbul rasa mual.
Yang harus diperhatikan pada muntah :
ü  Cepat tidaknya timbul muntah
ü  Banyak sedikitnya muntah
ü  Macam muntah yang dikeluarkan
ü  Bau muntahan selain hal-hal diatas perlu diperhatikan :
ü  Adanya darah pada feses, kemungkinan : invaginasi, divertikulitis, tumor ganas, colitis ulserativ.
ü  Riwayat laparatomi, sc
2.      Pemeriksaan fisik
Abdominal sign:
Inspeksi : meteorismus, darm counter, darm steifung, tumor, dilatasi vena, benjolan.
 Auskultasi : dengarkan gerakan peristaltic usus (bila suara usus tidak terdengar (silent abdomen) menandakan terjadinya peritonitis atau ileus paralitik, bila terdengan suara usus seperti borborygmi dan metallic sound sebagai tanda ileus mekanik).
Perkusi : Untuk mengetahui adanya massa atau cairan intra abdominal.
Palpasi : perhatikan adanya distensi, defans muscular, nyeri tekan, adanya massa, hernia, rectal toucher, untuk mengetahui causa ileus mekanik, invaginasi, tumor, appendikuler infiltrate, dilakukan dengan cara bimanual.
3.      Pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen
Pemeriksaan darah :
  • Darah lengkap
  • Hematokrit
  • Protrombin time
  • Kadar ureum darah
  • Kadar gula darah
  • Elektrolit (na,k)
  • Pemeriksaan urine : Ketonuria pada asidosis
  • Pemeriksaan rontgen abdomen 3 posisi : Untuk mengetahui adanya sumbatan dan letaknya
Penanganan akut abdomen
v  Penanganan awal :
ü  koreksi cairan dan elektrolit
ü  koreksi asam basa
ü  koreksi temperature atau suhu
ü  Oksigenasi dengan pemberian O2 3-4 lt/mnt
ü  Pasang infuse, berikan terapi cairan.
ü  Pasang dc untuk mengetahui urin outputnya
ü  Bila didapat tanda-tanda syok seperti : nadi  >100x/mnt, tekanan sistolik < 100 mmhg, akral dingin, berikan cairan infuse kristaloid 1000 – 2000 ml/jam. Syok teratasi bila nadi <100 x/mnt, tekanan sistolik > 100mmhg, akral hangat dan urine output >0,5 ml/KgBB/jam.
ü  Koreksi asam basa
ü  Bila dicurigai ileus lakukan dekompresi dengan pasang NGT atau lavement, puasakan pasien, beri antibiotic broadspektrum.


B.     Keracunan
Definisi
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia.termasuk peptisida ini adalah insektisida. Ada 2 macam insektisuda yang paling benyak digunakan dalam pertanian :
1)      Insektisida hidrokarbon khorin ( ihk=chlorinated hydrocarbon )
2)      Isektida fosfat organic ( ifo =organo phosphatase insectisida )
yang paling sering digunakan adalah ifo yang pemakaiannya terus menerus meningkat. Sifat dari ifo adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah tabun dan sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat diserap diparu dan saluran makanan,namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti golongan ihk.
Macam-macam ifo adalah malathion ( tolly ) paraathion,diazinon,basudin,paraoxon dan lain-lain. Ifo ada 2 macam adalah ifo murni dan golongan carbamate.salah satu contoh gol.carbamate adalah baygon.

Patogenesis
Ifo bekerja dengan cara menghabat ( inaktivasi ) enzim asetikolinesterase tubuh ( khe).dalam keadaan normal enzim khe bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid( akh ) dengan jalan mengikat akh –khe yang bersifat inaktif.bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan ifo- khe lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejal;a ransangan akh yang berlebihan ,yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan ssp ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi ssp )
pada keracunan ifo ,ikatan ikatan ifo – khe bersifat menetap (ireversibel) ,sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara (reversible).
Secara farmakologis efek akh dapat dibagi 3 golongan :
1)      Muskarini,terutama pada saluran pencernaan,kelenjar ludah dan keringat,pupil,bronkus dan jantung.
2)      Nikotinik,terutama pada otot-otot skeletal,bola mata,lidah,kelopak mata dan otot pernafasan.
3)      Ssp, menimbulkan nyeri kepala,perubahan emosi,kejang-kejang(konvulsi ) sampai koma.

Gambaran klinik
Yang paling menonjol adalah kelainan visus,hiperaktifitas kelenjar ludah, keringat dan gangguan saluran pencernaan,serta kesukaran bernafas.
Gejala ringan meliputi : anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada lidah,kelopak mata,pupil miosis.
Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, hipersaliva, hiperhidrosis,fasikulasi otot dan bradikardi.
Keracunan berat : diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif ,sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi,koma, blokade jantung akhirnya meningal.

Pemeriksaan
1.      Laboratorik
Pengukuran kadar khe dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan ifo akut maupun kronik (menurun sekian % dari harga normal ).
Kercunan akut :
Ringan       : 40 - 70 %
Sedang      : 20 - 40 %
Berat         : < 20 %
keracunan kronik bila kadar khe menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar khe telah meningkat > 75 % n
2.      Patologi anatomi ( pa ).
Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-oragan lainnya.

Penatalaksanaan
a)      Resusitasi.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas berat.hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
b)      Eliminasi.
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil.
Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar.
Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif.hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.
Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.
Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam . Pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.
c)      Anti dotum.
Atropin sulfat ( sa ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi akh pada tempat penumpukan.
ü  Mula-mula diberikan bolus iv 1 - 2,5 mg
ü  Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-gejala atropinisasi ( muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).
ü  Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4 –6 – 8 dan 12 jam.
ü  Pemberian sa dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.


DAFTAR PUSTAKA
Hudak & Gallo.(1996).Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Volume II. Jakarta:EGC
Suzanne CS & Brenda GB.(1999).Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta: EGC

Selasa, 08 Februari 2011

SEKILAS INFO!!!

Pengisian KRS ditunda, Anglimas Libur Panjang!!!
Pengisian KRS Mahasiswa Akper Panca Bhakti Bandar Lampung tingkat 3 ditunda minggu depan, karena Yudisium dan Rapat para Dosen baru akan dilaksanakan dalam minggu-minggu ini. Untuk Tingkat 3A kemungkinan pengisian KRS pada hari sabtu (19/2).
Info ini didapat dari Bpk. Ns. Pujiarto M.Kep dalam sebuah pesan singkat. “kita blm menentukan wkt utk isi krs, kemungkinan mgg depan soalnya mgg ini br akan dilaksanakan yudisium dan rapat dosen utk nilai....mgg depan mgkn sabtu, nanti sy infokan lg...” ujar beliau dalam SMS tersebut.
Selain itu, dikampus juga sudah ditempel pengumuman tentang jadwal praktikum yaitu:
  • Tanggal 21-26 Febebuari      : Praktik Klinik KGD
  • Tanggal 1-26 Maret              : Praktik Klinik Gerontik 
  • Tanggal 14 Maret - 19 April  : Praktik Klinik Jiwa 
  • Tanggal 11 April  - 14 Mei    : Praktik Klinik Komunitas 
  • Tanggal 2-8 Mei                   : BTCLS
Info ini didapat dari status Facebook sdr.Y yang katanya didapat dari sdr.RYA, sedangkan sdr.RYA mendapat berita ini dari seorang kekasihnya sdri.IP. sdri.IP sendiri mengetahui berita ini dari kampus Akper Panca Bhakti.
Demikian Berita yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan ini. Nantikan Info selanjutnya diwaktu mendatang. Terima Kasih Atas Perhatiannya.
Ttd
Pohan

Senin, 07 Februari 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH IBU HAMIL DAN RESTI


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN MASALAH IBU HAMIL RESTI PADA Ny.Y


A. Pengkajian
1. Struktur Dan Sifat  Keluarga
Terbitkan Entri
a. Kepala Keluarga
Nama                      : Tn.C
Jenis Kelamin         : Laki-laki
Suku                       : Jawa
Umur                      : 23 Tahun
Agama                    : Islam
Pendidikan             : SD
Pekerjaan                : Tani
Alamat                    : Jln.Tamin Gg. Merpati 3 Gedong Air Bandar Lampung

b. Susunan Anggota Keluarga

No.
NAMA
L/P
USIA
HUB.KK
PEND
PEKJ
1.
2.
3.
4.
Tn. A
Ny.E
Ny. Y
An. T
L
P
P
L
45 tahun
40 tahun
17 tahun
12 tahun
Ayah
Ibu
Istri
Adik Kandung
SD
SD
SD
SMP
Tani
IRT
IRT
Pelajar

c. Genogram
+
+
+
+
 










Keterangan :
      : laki-laki                                             : Ibu Hamil Resti
      : perempuan
   +                   : meninggal
      : keturunan
      : ikatan perkawinan
--------              : tinggal satu rumah

Berdasarkan diagram di atas dari ketiga generasi sebelumnya tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, jantung dan hipertensi. Saat ini ada yang mengalami ibu hamil resiko tinggi.
Tipe Keluarga
Keluarga bapak “C” merupakan tipe keluarga besar yang anggota keluarganya terdiri dari ayah, ibu, istri dan 1 orang adik kandung.
Latar Belakang Budaya
Bapak “C” mengatakan keluarganya adalah asli suku Jawa yang berkebangsaan Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
Identitas Agama
Tn. C mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada perbedaan keyakinan semua beragama islam. Keluarga selaiu menjalankan sholat 5 waktu, namun Tn. C tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan pengajian karena kondisi tubuhnya sering tidak fit. Tn. C mengatakan agama sangat penting karena agama merupakan bekal kita untuk kehidupan di akhirat nantinya.
Status Sosial Ekonomi Keluarga
Menurut Bapak “C” sumber penghasilan keluarga berasal dari Bapak “C” dan Ibu “Y”, dimana Bapak “C” bekerja sebagai petani, penghasilan berkisar antara @ Rp. 30.000,- sehari kalau sedang panen di sawah. Dan penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Rekreasi Keluarga
Bapak “C” mengatakan tidak pernah berekreasi dan keluarga tidak pernah pergi ke tempat hiburan atau ke tempat rekreasi, keluarga biasanya kumpul pada sore hari dan malam hari sambil menonton TV.
Riwayat Kesehatan Keluarga
1.      Riwayat kesehatan keluarga 6 bulan terakhir
Ny. Y mengatakan usianya saat ini 17 tahun dan sedang hamil 6 bulan.Ny. Y mengatakan sudah 2 kali memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat. Ny. Y mengatakan saat memeriksakan kehamilannya dianjurkan untuk makan sayur-sayuran serta lauk-pauk selama kehamilannya dan Ny. Y mengikuti semua anjuran dari bidan kecuali makan sayuran karena sejak kecil Ny. H tidak menyukai makan sayuran. Ny. Y mengatakan bahwa bidan telah memberikan obat untuk penambahan darah agar Ny. Y tidak merasa lemah. Ny, Y mengatakan tidak mengetahui bahaya dari kehamilan diusia muda.

Ny. Y mengatakan An. T 2 hari yang lalu menderita demam, pilek dan batuk-batuk, An. T rewel dan menangis terus. Ny. Y mengatakan An. F hanya diberi obat warung yaitu bodrek dan saat ini keadaan An. T sudah membaik, tidak demam lagi, walaupun masih pilek. Tn. C mengatakan saat ini An. T sudah aman untuk bermain kcmbali dcngan teman-temannya dan batuknya hanya sesekali saja.
2. Pemeriksaan fisik
No
Pem. Fisik
Anggota keluarga


Tn. A
Ny. E
Tn. C
Ny. H
An. F
1.









Kepala
-Rambut




-Mata




Bersih, tidak ada
ketombe, tidak
rontok dan
penyebaran
inerata

Konjuntivaan
anemis, sclera an
ikterik

Bersih, tidak ada
ketombe, mudah
rontok dan
beruban.

Konjungtivaan
anemis, sclera.
Anikterik


Bersih, tidak ada
ketombe, tidak
rontok dan
penyebaran
merata

Konjuntiva an
anemis, sclera an
ikterik

Bersih, tidak ada
ketombe, lidak
rontok,
penyebaran
merata.
Konjungtiva
anemis, sclera
an iktcrik.


Bersih, tidak ada
ketombe, tidak
rontok,
penyebaran
merata.
Konjungtiva an
anemis, sclera an
ikterik.

2.


Hidung


Tidak ada secret
dan polip

Tidak ada secret
dan polip.

Tidak ada secret
dan polip

Tidak ada secret
dan polip.

Terdapat secret
dan polip.

3.

Telinga

Tidak ada
Serumen
Tidak terdapat
serumen.
Tidak ada
Serumen
Tidak terdapat
serumen.
Tidak terdapat
serumen.

Mulut dan
gigi

Bersih, lidak ada
stomatitis dan
gigi lengkap
Bersih, tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap.
Bersih, tidak ada
stomatitis dan
gigi lengkap
Bersih, tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap.
Bersih, tidak ada
stomatitis, gigi
belum lengkap.
5.


Leher
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid.
Tidak ada
Tidak ada
pembesaran
kelenjar lyroid
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid
6.
Tonsil

Tidak ada
pembengkakan
pembengkakan

Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
Pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan
7.


Dada
-Jantung
-Paru




S I dan S II
Suara nafas
vesikuler


S 1 dan S II
Suara nafas
vesikuler

S I dan S 11
Suara nafas
vesikuler


S 1 dan S II
Suara nafas
Vesikuler   

S I dan S II
Suara nafas
Vesikuler




-Bentuk

Sitnetris kanan
dan kiri

Simetris kanan
dan kiri
Sitnetris kanan
dan kiri

Simetris kanan
dan kiri
Simetris kanan
dan kiri
8.

Abdomen
-Peristaltik
usus
-Aciles

-Turgor



12x/menit

Tidak ada acites

Elastis, tidak ada
nyeri tekan dan
lepas



12x/menit

Tidak ada Acites

Elastis, tidak ada
nyeri tekan dan
lepas

1 2x/menit

Tidak ada acites

Elastis, tidak ada
nyeri
tekan dan lepas



12x/menit

Tidak ada Acites

Elastis, tidak ada
nyeri tekan dan
lepas

1 1 x/menit

Tidak ada Acites

Elastis, tidak ada
nyeri tekan dan
lepas
9.





Ekstremitas
-Gerakan


-CRT
-Edema

Dapat digerakkan
atas dan bawah
< 3 detik
Tidak ada edema



Dapat digerakkan
alas dan bawah

> 3 detik
Tidak ada edema

Dapat digerakkan
atas dan bawah
< 3 detik
Tidak ada edema



Dapat digerakkan
atas dan bawah
> 3 detik
Tidak ada edema

Dapat digerakkan
atas dan bawah
> 3 detik
Tidak ada edema
10.
Tanda-tanda
Vital
-Tekanan
darah
-Nadi
-Suhu
-Pernafasan
-BB


13 0/90 Mmhg


82x/menit
36,80° C
24x/menit
60 Kg


120/90 Mmhg


82x/menit
37,2° C
24x/menit
44 Kg


120/90 Mmhg


80x/menit
37,1° C
24x/menit
58 Kg


11 0/90 Mmhg


82x/menit
36,8°C
23x/menit
45 Kg


1 10/70 Mmhg


98x/menit
37,5°C
25x/menit
25 Kg

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1.       Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. C berada pada tahap perkembangan keluarga, ini ditandai oleh istri Tn. C yang sedang Hamil 6 bulan.
2.       Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah belum mampunya keluarga untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
3.       Riwayat keluarga inti
Tn. C mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan ataupun penyakit menular seperti kencing manis, TBC, jantung, hepatitis, hipertensi. Apabila anggota keluarga sakit, keluarga biasanya berobat ke bidan desa atau puskesmas.

4.       Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. C mengatakan, keluarga Tn. C ataupun Ny. y tidak mempunyai riwayat penyakit yang berbahaya seperti kencing manis, TBC, Jantung, hipertensi, hepatitis.
D.        L1NGKUNGAN
1.   Karakteristik rumah
Kondisi rumah tidak permanent dengan lantai yang belum disemen, luas rumah ± 3x4 meter2 dan terdiri dari empat ruangan yaitu; ruang tamu, 2 buah kamar tidur dan dapur. Ventilasi hanya terdapat di kamar tidur 1 dan kamar tidur 2, penempatan barang-barang tidak teratur, Semua ruangan bermanfaat dengan baik. Tn. C mengatakan dirumahnya tidak ada WC. Anggota keluarga BAB menumpang pada   WC tetangga. Sedangkan sumber air minum keluarga berasal dari ledeng. Denah rumah Tn. C dalah sebagai berikut.
Tabel 1.6 Denah rumah
1
2
4
3







Keterangan:
1.          Dapur
2.          Kamar tidur
3.          Ruang tamu
4.          Kamar tidur
2.   Karakteristik tetangga dan komunitas
Tn. C mengatakan bahwa hubungan seluruh anggota keluarga dengan masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3.   Mobilitas geografis keluarga
Tn. C mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai kebiasaan berpindah tempat karena keluarga memiliki rumah tetap.
4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. C mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi pada malam hari setelah makan malam sambil menonton TV. Dan pada sore hari keluarga jarang berkumpul karena bekerja. Dalam keluarga tidak ada mengalami masalah serta konflik dalam berinteraksi.


STRUKTUR KELUARGA
1.       Pola dan proses komunikasi keluarga
Tn. C mengatakan bahwa anggota keluarga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Bali. Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga menyelesaikan masalah dengan membicarakan terlebih dahulu dengan angota keluarga dan pengambilan keputusan oleh kepala keluarga yang sudah dimusyawarahkan sebelumnya.
2.       Struktur Kekuatan keluarga
Tn. C mengatakan apabila ada masalah maka akan dirundingkan dengan sang istri.

3.       Struktur peran
Tn. C mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan ikut membantu mengasuh anak, Ny Y sebagai ibu rumah tangga, mengasuh anak dan juga ikut mencari nafkah serta sebagai anggota masyarakat.
F.         FUNGSI KELUARGA
1.   Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling membutuhkan satu sama lain, serta saling memberikan dukungan satu sama lain. Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan dalam rumah tangganya dan setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga.
2.   Fungsi Sosial
Tn. C mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang berlaku di masyarakat.
4.       Fungsi Ekonomi
Tn. C” mengatakan penghasilan yang didapat hanya mencukupi kebutuhan makan sehari-hari dan keluarga hanya mampu menyajikan makanan seadanya seperti : nasi putih, sayur-sayuran, tahu, tempe, telor, ikan laut, kadang-kadang daging. Semua anggota keluarga mempunyai pakaian ganti walaupun sangat sederhana. Tn. C mengatakan biasa mandi di kamar mandi rumahnya, sedangkan BAB dan BAK selalu di wc. Keluarga masih memanfaatkan fasilitas kesehatan apabila ada dari salah satu keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain akan membawanya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
4.  Fungsi Reproduktif
Ny.Y mengatakan dahulu belum mengenal KB sehingga keluarga tidak bisa merencanakan jumlah anggota keluarga (anak).

5.   Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Ny. Y mengatakan setelah berobat ke puskesmas ia selalu meminum obat yang diberikan dengan teratur dan anak-anaknya selalu mengingatkannya agar tidak sampai lupa untuk meminum oabtnya, Kebutuhan istirahat dan tidur dalam keluarga tercukupi.
6.   Fungsi perawatan Keluarga
1.      Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Masalah-masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga Tn. C yaitu :BUMIL dengan resti dan ISPA.
1).  Bumil dengan resti : Ny. Y mengatakan tidak mengetahui pengertian dari kehamilan dengan resiko tinggi, ia juga tidak mengetahui tanda dan gejala serta bahaya yang dapat terjadi dengan kehamilannya di usia yang sangat muda.
2). ISPA : Keluraga mengatakan An. T sakit batuk-batuk dan pilek, keluarga belum mengetahui dengan jelas (pengertian, tanda dan gejala serta bahaya dari ISPA) Tn. C mengatakan sakit An. T adalah batuk pilek.

b.          Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga mengatakan dengan adanya masalah-masalah kesehatan tersebut, yaitu:, bumil dengan resti dan ISPA tidak begitu dipikirkan karena keluarga menganggap masalah tersebut bukanlah masalah yang serius selain itu apabila harus berobat ke dokterpun keluarga tidak mampu sehingga Ny. Y hanya berobat ke puskesmas saja. Ny Y mengatakan tidak terlalu mengkhawatirkan kondisinya saat ini.
Keluarga mengatakan kehamilan Ny. Y tidak dikhawatirkan karena kondisinya saat ini sehat dan jika NY. Y memiliki uang maka ia akan memeriksakan kehamilannya pada bidan. Tn. C mengatakan masalah batuk pilek yang diderita oleh An. F sudah biasa dan akan sembuh sendiri bila sudah meminum bodrek
c.          Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. C mengatakan tidak menganggap penyakitnya sebagai penyakit yang berbahaya demikian juga dengan kehamilan istri yaitu Ny. Y dan batuk pilek yang diderita oleh adiknya yaitu An. T juga dianggap sebagai hal yang biasa. Selain meminum obat dari puskesmas Tn. C mengatakan meminum air rebusan daun suci yang dianggap dapat menyembuhkan penyakitnya. Ny. Y mengatakan karena keterbatasan ekonomi maka hanya sesek ali saja meminum susu untuk ibu hamil dan bila mempunyai uang memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ny. E mengatakan bila An. T mengalami batuk pilek maka dibelikan bodrek dan akan sembuh dengan sendirinya.
d.          Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga mengatakan tidak mengetahui pentingnya ventilasi dan penyinaran matahari bagi kesehatan lingkungan rumahnya. Keluarga mengatakan setiap hari membersihkan rumah tetapi tetap kotor dan udaranya tetap pengap. Keluarga mengatakan kondisi rumah tidak terlalu dipikirkan karena memang kondisinya seperti itu.
e.          Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga mengatakan bidan atau puskesmas sangat bermanfaat karena jika ada angota keluarga yang sakit dan berobat ke bidan atau puskes akan sembuh. Namun karena biaya yang mahal maka keluarga memiiih membeli obat waning dulu sebelum berobet ke bidan/puskesmas. Fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga bila keluarga memiliki uang.
G.        MASALAH KESEHATAN SPESIFIK
1. Kesehatan ibu dan anak
a.          Ibu hamil
Riwayat kehamilan NY. H G1 PO AO, (kebamilan pertama, partus belum pernah dan abortus tidak pernah). Usia kehamilan saat ini 6 bulan, Ny. H mulai hamil di usia 17 tahun. Ny. H mangatakan sudah tiga kali rnemeriksakan kehamilanya ke bidan dan sudah mendapat imunisasi TT se-kali, penambahan BB ± 4 kg dan pada waktu memeriksakan kehamilanya ke bidan pernah mendapat obat penambah darah yang menurut anjuran bidan harus diminum sehari sekali namun sekarang obatnya telah habis.
Ny.   H  mengatakan  tidak mengetahui  tentang  bagaiman  perawatan kehamilannya, ia mengatakan kadang-kadanga perutnya terasa sakit namun tanpa  diobati  sakitnya  dapa hilang  sendiri  dan kadang-kadang Ny.  H mengeluh pusing.
1).   Inspeksi muka:
a).  Tidak ditemukan chloasma gravidarum, konjungtiva anemis, tidak ada oedema pada muka
b). Dada ( buah dada tegangang dan membesar) terlihat pigmentasi pada puting susu, keadaan putting susu tenggelam dan colostrums belum keluar
c).  Pada tungkai tidak ditemukan farises maupun oedema d). Bunyi jantungjanin 124x/menit
2).   Palapasi abdomen:
a).         Leopold I
TFU setinggi pusat usia janin 24 minggu (enam bulan), pada fundus teraba keras, bulat dan lunak (bokong).
b).         Leopold II
Punggung janin tcrletak di bagiart perut kanan dan bagian keci-kecil (ekstremitas), teraba pada perut sebelah kiri
c).         Leopold III
Teraba bulat, melenting dan keras (kepala) dan bagian terbawah masih dapat digoyang-goyangkan.
d).         Leopold IV
Kepala janin belurn masuk PAP.
H.        STRES JANGKA PANJANG DAN JANQKA PENDEK
Tn. C mengatakan masalah dalam keluarganya yang sampai saat ini masih dirasakan adalah masalah ekonomi. Ny. Y mengatakan penghasilan di keluarganya hanya pas-pasan bahkan kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


I.          KOPING
Ny. Y dan keluarga mengatakan hanya bisa berdo'a dan berusaha dengan adanya masalah-masalah yang ada di dalam keluarganya karena insyaallah pertolongan Allah akan datang bila kita senantisa dekat dengan- Nya, keluarga hanya bisa berharap semoga dapat diberi kasabaran dan kekuatan untuk menghadapi semua cobaan-Nya.
J.         HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. C berharap semoga penyakit-penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya dan dia sendiri dapat segera sembuh. Keluarga Tn. C juga berharap terhadap petugas kesehatan agar dapat membantu keluarga yang tidak mampu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.(pengobatan)

ANALISA DATA
No
Data
Masalah Kesehatan
DX. Keperawatan
1.
Data Subjektif
-   Ny. Y mengatakan usianya saat ini 17 tahun dan sedang hamil 6 bulan
-   Ny. Y mengalakan sudah memrik-sakan kehamilannya ke bidan sebanyak 2x dan pada kunjungan terakhir diberi obat penambaha darah yang harus diminum I kali sehari, selain itu juga sudah mendapat imunisasi TT 1 kali
-   Ny. Y mengatakan sejak dulu tidak suka makan sayur-sayuran
-   Ny.Y mengatakan tidak tahu ba-haya kehamilan diusia rnuda
-   Ny.Y mengatakan pcnarnbahan berat badanya ± 4 kg selama keha­milannya
-   Ny. Y mengatakan perutnya ka­dang-kadang terasa sakit tetapi sembuh sendiri tanpa diobati
-   Ny.Y mengatakan kadang-kadang pusing
Data Objektif
-   Konjungtiva anemis
-   TD               =          110/90 Mmhg
-   N                 =          82x/menit
-   S                  =          36,8°C
-   RR              =          23x/menit
-   CRT            =          3 detik
BUMIL, resti/ kehamilan diusia muda

Anemia Ny. H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan BUMIL resti 
2.
Data Subjektif
-   Tn. C mengatakn An. T 2 hari
    yang lalu menderita demam, batuk, dan pilek
-   Tn. C mengalakan saal ini An, T tidak demam lagi tetapi masih pi­lek
-   Tn. C mengatakan saat ini An. T sudah mau bermain-niain dengan teman-temanya dan batuknya su­dah berkurang.

Data Objektif
-   Terdapat secret pada hidung
-   TD               =         
-   N                 =          98x/menit
-   S                  =          37,5°C
-   BB               =          25 Kg

ISPA

Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn. c khususnya pada An. T berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ISPA



PRIORITAS MASALAH
MASALAH KESEHATAN BUMIL RESTI
NO
Criteria
Perhitungan
Skore
Pembenaran
 1.
Sifat Masalah
- Potensial    = 1
   Resiko      =  2
-  Aktual      = 3
  3
             x 1
  3

1
Saat ini Ny. Y hamil 6 bulan pada usia 17 tahun kehamilan usia muda adalah kadaan dimana seorang mengalami masa konsepsi dengan usia < 20 tahun yang akan dapat menyebabkan komplikasi pada eklamsi dan preeklamsi dalam persalinan Ny. H.
2.




Kemungkinan masalah unutk diubah
- Mudah          =          2
- Sebagian       =          1
- Tidak bisa     =          0
     2
             x 2
      2
1



Adanya sarana pelayanan kesehatan yang dapat dijangakau dengan mudah seperti bidan/puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya
3.





Kemungkinan masalah untuk dicegah
-  Tinggi     =    3
- Sedang     = 2
- Rendah     =             1
 1
             x 1
  3
1
                         
3


Kehamilan usia muda dapat dicegah dengan tingkat pengetahuan tinggi dan perekonomian yang memadai.Dengan tingkat pendidikan SD pada keluarga Ny. S maka mereka tidak mengetahui cara mencegah bahaya kehamilan usia muda
4.




Menonjolnya masalah
- Segera ditangani = 2
- Dirasakan tapi tidak se-
   gera ditangani     = 1
- Masalah tidak dirasakan= 0
        2
            x 1
        2

1



Keluarga mengatakan masalah BUMIL resti perlu untuk segera ditangani karena dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan jiwa BUMIL dan janinnya

JUMLAH SCORE
                             3 1/3



MASALAH KESEHATAN ISPA
NO
Criteria
Perhitungan
Skore
Pembenaran
1.
Sifat Masalah
- Potensial       =          1
   Resiko          =          2
-  Aktual          =          3
  1
             x 1
  3
1
                         
3

An F. menderita ISPA 2 hari
yang lalu dan saat ini kondisinya
sudah membaik. An. F sudah
dapat bermain kembali dengan teman-temannya
2.




Kemungkinan masalah unutk diubah
- Mudah          =          2
- Sebagian       =          1
- Tidak bisa     =          0
        1
             x 2
        2
1



Ny. S segera memberikan obat
warung/bodrek dan kondisi An. F membaik dan tidak perlu dibawa ke puskesmas
3.





Kemungkinan masalah untuk
dicegah
-  Tinggi           =          3
- Sedang      =                2
- Rendah      =            1

       2
                                    x 1
       3
2
             
3




Ny. S mengatakan jarang
membersihkan lingkungan
rumah karena keadaannya
memang sudah seperti itu dan
tidak mengetahui bagaimana
mencegah ISPA
4.




Menonjolnya masalah
- Segera ditangani = 2
- Dirasakan tapi tidak se-
   gera ditangani     = 1
- Masalah tidak dirasakan
   = 0
      1
                                     x 1
      2
1
                         
2


Menurut Ny. S, An F saat ini
sudah sembuh dan batuknya
hanya sesekali saja sehingga
masalah ISPA tidak segera
ditangani

JUMLAH SCORE

2 3/6